4 Dalam Bahasa Romawi
Huruf “X” digunakan sebagai angka 10. Cara penyebutannya dari “X” sama dengan penyebutan angka Romawi “V” untuk bilangan Romawi lainnya seperti:
IX = 9 (angka Romawi 9)
X = 10 (angka Romawi 10)
XI = 11 (angka Romawi 11)
XII = 12 (angka Romawi 12)
Setelah kita menggunakan angka X sebagai 10, maka XX adalah bilangan 20. Kenapa begitu? Karena 10 + 10 adalah 20, sehingga angka romawi XX adalah 20. Hal ini juga berlaku untuk XXX yang diartikan sebagai angka 30.
Jika kita ingin menambahkan angka lima setelah 20 maka dapat ditulis dengan XXV yang artinya 25.
Cara penyebutan angka Romawi L dalam bahasa Inggris sama seperti mengeja huruf “L”. Angka Romawi ini digunakan untuk angka 50. Berdasarkan konsep yang sudah kita pelajari di atas maka dapat kita tuliskan untuk angka Romawi lainnya sebagai berikut:
Notes: penyebutan angka Romawi sama dengan mengeja huruf tersebut dalam bahasa Inggris
Huruf “C” digunakan untuk melambangkan angka 100. Namun untuk menulis angka 90 kamu juga perlu menyebut dan menuliskannya dengan angka Romawi XC.
Huruf “D” digunakan untuk melambangkan angka 500. Namun untuk menulis angka 400 kamu juga perlu menyebut dan menuliskannya dengan angka Romawi CD yang artinya 100 sebelum 500 yaitu 400.
Huruf “M” adalah angka Romawi terakhir yang melambangkan angka 1000.
Pertanyaannya adalah, ketika kita ingin menyebut angka 1500 maka bagaimana cara menulis dan menyebutkannya?
Sesuai dengan konsep yang telah disebutkan di atas, maka kita dapat menulis dan menyebutnya dengan angka Romawi MD = 1500.
Satu tips penting dalam menyebut angka Romawi dalam bahasa Inggris yaitu setiap penulisan seperti “I” hanya digunakan paling banyak 3. Begitu pun dengan huruf romawi lainnya seperti C untuk MDCCC yang artinya 1800, atau XCVIII untuk angka 98.
Apakah sekarang kamu sudah paham tentang angka Romawi dan cara penyebutannya dalam bahasa Inggris? Tentunya kita dapat mengeja angka tersebut sesuai hurufnya dalam bahasa Inggris, misalnya ai untuk I, dan seterusnya.
Nah, sekarang kita sudah mempelajari cara untuk menyebut angka Romawi dalam bahasa Inggris. Jika kamu tertarik untuk belajar bahasa Inggris lebih dalam lagi, ikut kelas demo GRATIS di EF yuk!
Di sini kamu akan diajarkan cara belajar dengan cepat dan mudah oleh guru-guru yang profesional.
Sebelum kehabisan tempat, DAFTAR sekarang juga! 😉
Rumpun bahasa Romawi, salah satu cabang dari rumpun bahasa Indo-Eropah, merupakan rumpun bahasa yang tumbuh dan berkembang dari bahasa Latin. Bahasa dalam rumpun bahasa Roman yang paling terkenal ialah bahasa Perancis, bahasa Sepanyol, bahasa Itali, bahasa Portugis dan bahasa Romania. Termasuk juga ke dalamnya suatu bahasa yang disebut bahasa Romansch, suatu bahasa yang dituturkan di Graubünden di bahagian tenggara Swiss. Bahasa-bahasa Romawi dipertuturkan oleh 600 penutur asli di seluruh dunia, terutamanya di benua Amerika, Eropah, dan Afrika, serta di wilayah yang lebih kecil saiznya yang terletak di seluruh dunia.
Semua bahasa Romawi (kadang-kadang disebut juga sebagai Romanik) adalah keturunan dari bahasa Latin Vulgar (lebih tepatnya, bahasa Latin rakyat), bahasa para tentera, pemukim dan budak dari Kekaisaran Romawi, yang agak berbeza dengan bahasa Latin Klasik dari kaum terpelajar Romawi. Antara tahun 200 SM dan 100 M, "ekspansi" Kekaisaran Romawi, yang disertai oleh dasar-dasar pentadbiran dan pendidikan Roma, menjadikan bahasa Latin sebagai bahasa pribumi yang dominan di wilayah yang merentang dari semenanjung Iberia ke pantai barat Laut Hitam. Semua bahasa ini terus-menerus berubah. Pada masa kemunduran Roma dan setelah keruntuhan dan perpecahannya pada abad ke-5, evolusi bahasa Latin di masing-masing wilayah ini menjadi semakin cepat, dan akhirnya berpecah menjadi banyak bahasa yang berbeza-beza. Banyak di antara bahasa-bahasa ini masih bertahan dalam bentuk modennya. Imperium seberang lautan yang diciptakan oleh Imperium Sepanyol, Imperium Portugal, dan Imperium kolonial Perancis sejak abad ke-15 kemudian menyebarkan bahasa-bahasa Roman ini ke benua-benua lainnya—begitu luasnya hingga sekitar dua-pertiga dari semua penutur bahasa Romawi kini hidup di luar Eropah.
Meskipun mengalami berbagai pengaruh dari bahasa-bahasa pra-Roman dan dari invasi-invasi di kemudian hari, fonologi, morfologi, leksikon, dan sintaksis dari semua bahasa Roman terutama sekali merupakan evolusi dari bahasa Latin. Akibatnya, kelompok ini memiliki sejumlah ciri linguistik yang memisahkannya dari cabang-cabang bahasa Indo-Eropah lainnya. Khususnya, dengan satu atau dua perkecualian, bahasa-bahasa Roman telah kehilangan sistem deklensi dari bahasa Latin Klasik, dan akibatnya, mempunyai struktur kalimat Subjek Verba Objek dan banyak menggunakan kata sandang.
Sebagai anggota keluarga Indo-Eropah, bahasa-bahasa Romawi mempunyai sejumlah ciri yang diwarisi oleh sub-sub keluarga IE lainnya (seperti misalnya bahasa Celt, bahasa Jermanik, bahasa Slavia, dan bahasa Indo-Farsi, bahasa Albania, bahasa Armenia, bahasa Yunani, bahasa Lithuania, dll.), dan khususnya dengan bahasa Inggeris; tetapi yang memisahkan mereka dari bahasa-bahasa non-IE seperti bahasa Arab, bahasa Basque, bahasa Hungary, dan bahasa Tamil.
Ciri-ciri ini meliputi:
Bahasa-bahasa Romawi sama-sama memiliki sejumlah ciri yang diwarisinya dari Bahasa Latin Klasik, dan semua itu memisahkan bahasa-bahasa ini dari kebanyakan bahasa-bahasa Indo-Eropah lainnya.
Jadual di bawah ini memberikan perbandingan kosakata yang menggambarkan sejumlah contoh pergeseran suara yang telah terjadi antara bahasa Latin dan bahasa-bahasa Roman utama, serta sejumlah bahasa minoriti terpilih.
Klasifikasi bahasa Romawi pada hakikatnya sulit, kerana kebanyakan wilayah linguistiknya merupakan suatu kontinum. Bahasa-bahasa Romawi termasuk 47 bahasa (perkiraan SIL International) dan dialek yang dipertuturkan di Eropah; kelompok bahasa ini adalah sebahagian dari keluarga bahasa Italik.
Berikut ini adalah sub-keluarga utama yang telah diusulkan dalam berbagai skema klasifikasi untuk bahasa-bahasa Roman:
Ada sejumlah bahasa yang berkembang dari campuran dari dua bahasa Romawi yang mapan. Tidak selalu jelas apakah mereka harus digolongkan sebagai pidgin, bahasa kreol, atau bahasa campuran.
Bahasa Latin dan bahasa-bahasa Romawi juga menyebabkan lahirnya sejumlah bahasa rekaan: (misalnya Interlingua, versi pembaruannya bahasa Latin Moden, Latino sine flexione, Occidental, Lingua Franca Nova, dan Esperanto), serta bahasa-bahasa yang diciptakan untuk tujuan-tujuan artistik semata (seperti misalnya Brithenig dan Wenedyk).
Keterampilan Bahasa Inggris telah menjadi keahlian penting yang perlu dikuasai oleh para siswa di sekolah guna menghadapi persaingan dalam menempuh pendidikan kejenjang yang lebih tinggi maupun dalam dunia kerja. Penguasaan Bahasa Inggris pada dasarnya harus dilakukan dengan menyeimbangkan empat aspek bahasa, yaitu keterampilan menyimak (listening skill), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill) dan keterampilan menulis (writing skill). Keterampilan menyimak (listening skill) merupakan aspek dasar bahasa yang bersifat reseptif dan bisa diperoleh bahkan secara primitif. Seperti halnya anak-anak yang belajar bahasa Inggris dengan mendengarkan dan menyimak perkataan orang tua atau orang-orang yang ada di lingkungannya.Keterampilan berbicara (speaking skill) merupakan ragam bahasa lisan yang sifatnya produktif, hasil dari proses menyimak (baik secara auditori atau literasi). Kemampuan berbicara biasanya dipadankan dengan kemampuan melafalkan.Keterampilan membaca (reading skill) merupakan keterampilan yang bersifat aktif yang dapat dikembangkan secara terpisah dari keterampilan menyimak dan berbicara, karena keterampilan literasi ini membutuhkan keterampilan mikro yang lebih kompleks.Keterampilan menulis (writing skill) adalah ragam kecakapan bahasa tulisan yang bersifat produktif. Keterampilan ini merupakan aspek yang paling rumit karena prosesnya bukan sekadar menyalin kata-kata, namun menuangkan pokok pikiran dan merangkaikannya ke dalam kalimat-kalimat dengan struktur dan kaidah penulisan tertentu.Universitas Potensi Utama melalui Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat turut bertanggungjawab dalam mengembangkan dan menyebarluaskaan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Pendidikan Bahasa Inggris serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam menghadapi era globalisasi yang telah berlangsung beberapa tahun belakangan ini.
Salah satu hal yang sering kali dilakukan dalam percakapan adalah menanyakan apakah lawan bicara memahami apa yang sedang kita ucapkan. Hal ini khususnya jika kita sedang menjelaskan sesuatu yang sekiranya kurang familiar bagi lawan bicara. Untuk memastikan bahwa lawan bicara mengerti apa yang kita maksud, biasanya kita akan bertanya apakah ia sudah paham atau belum. Nah, berikut ini adalah beberapa cara menanyakan paham kepada lawan bicara dalam bahasa Inggris:
Nah, ini adalah salah satu cara untuk bertanya kepada lawan bicara jika ingin memastikan apakah ia sudah cukup paham atau belum dengan apa yang sedang kita ucapkan. Apabila diartikan secara langsung, “do you understand what I’m saying?” berarti, “Apakah kamu mengerti apa yang sedang aku katakan?” Biasanya, pertanyaan ini akan dilontarkan saat kamu mulai merasa lawan bicara terlihat kebingungan. Namun, pertanyaan ini juga bisa kamu sampaikan saat sudah selesai menjelaskan sesuatu. Selain pertanyaan ini, ada juga pertanyaan sejenis yang bisa kamu lontarkan, seperti berikut:
● Do you know what I mean? (Apakah kamu mengerti apa yang aku maksud?)
● Do you know what I’m saying? (Apakah kamu tahu apa yang sedang aku katakan?)
● Do you know what I’m talking about? (Apakah kamu tahu apa pembahasan yang sedang aku bicarakan?)
Pertanyaan di atas juga bisa kamu gunakan jika ingin menanyakan paham kepada lawan bicara. Makna dari pertanyaan tersebut adalah, “Apakah kamu paham apa yang aku sampaikan?” Nah, frasa “my point” di sini biasanya berarti “inti pembicaraan” yang sedang disampaikan. Itu tandanya, pertanyaan ini paling tepat digunakan jika kamu sudah panjang lebar menjelaskan suatu hal kepada lawan bicara. Setelah menyelesaikan penjelasan tersebut, kamu bisa mengatakan, “Do you get my point?” untuk memastikan bahwa setelah memberikan penjelasan yang panjang dan mungkin rumit, lawan bicara masih memahami inti dari pembahasan yang kamu sampaikan.
Selain pertanyaan tersebut, ada pula beberapa pertanyaan sejenis yang bisa kamu gunakan di saat yang sama, seperti:
● Do you understand? (Apakah kamu mengerti?)
● Do you follow me? (Apakah kamu paham?)
Pertanyaan yang satu ini juga bisa menjadi alternatif untuk menanyakan paham kepada lawan bicara dalam sebuah percakapan berbahasa Inggris. Pertanyaan tersebut bermakna, “Apakah kamu masih memahami apa yang aku sampaikan?” Biasanya, pertanyaan tersebut dilontarkan di tengah-tengah percakapan, sebelum kamu melanjutkan penjelasan lain. Tujuan dari menanyakannya di tengah percakapan adalah memastikan pada titik tertentu bahwa lawan bicara sudah cukup paham dengan apa yang disampaikan di awal percakapan. Jika lawan bicara sudah mengerti, kamu bisa melanjutkan kembali penjelasan yang mungkin belum selesai.
Nah, pertanyaan lain yang juga sejenis dengan “are you following me?” adalah, “are you with me?” Jika diartikan secara harfiah, pertanyaan tersebut memang, “Apakah kamu bersamaku?” Akan tetapi, dalam konteks ini, pertanyaan “are you with me?” bermakna, “Apakah kamu masih bisa memahami penjelasanku (hingga titik ini)?”
Dalam sebuah forum yang cukup besar, pertanyaan “Any questions?” biasanya digunakan untuk memastikan bahwa orang yang sedang diberi penjelasan sudah paham dengan penjelasan itu sendiri. Tentu saja sang pembicara tidak mungkin menanyakan satu per satu orang yang ada di forum tersebut mengenai pemahaman mereka.
Meski begitu, untuk memastikan bahwa semua orang sudah paham dengan penjelasannya, pertanyaan “Any questions?” dilontarkan. Terkadang, pertanyaan ini dilontarkan bukan untuk mengharapkan pertanyaan, tetapi untuk memastikan bahwa semua orang yang berada di forum tersebut sudah mengerti.
Sale Price:IDR 5,000.00 Original Price:IDR 10,000.00