Sgo777 Berani

Sgo777 Berani

FAQs for Berani Berani Berani

Who is the music director of Berani Berani Berani?

Berani Berani Berani is composed by David Adinata.

Berani Berani Berani is composed by David Adinata.

Berani Berani Berani Lyrics

We raise, we heald, we overcome,

Kalahkan takutmu, jadilah berani.

Dalam segala hal,jangan takut

Mereka seumpama rajawali yang

dengan kekuatan sayapnya.

Jangan takut Tuhan selalu

Majulah dengan keberanian.

The Lord Himself will lead you

or abbandon you so do not

loose courage or be afraid.

When was Berani Berani Berani released?

Berani Berani Berani is a indonesian song released in 2020.

Berani Berani Berani is a indonesian song released in 2020.

Who is the singer of Berani Berani Berani?

Berani Berani Berani is sung by LOJ Worship.

Berani Berani Berani is sung by LOJ Worship.

Which album is the song Berani Berani Berani from?

Berani Berani Berani is a indonesian song from the album Brave.

Berani Berani Berani is a indonesian song from the album Brave.

berani pegang, berani tanggung

Maksud: Tiap-tiap yang dicakapkan akan berani pula dikerjakan

Hasil Pencarian Berani Memulai Berani Sukses

Maaf, barangnya tidak ketemu

Coba cek lagi kata pencarianmu.

Salah satu Filsuf mengatakan bahwa tugas yang besar, membutuhkan tanggung jawab besar pula.

Minggu, 21 Februari 2021, bertepatan dengan 2 tahun saya mengundurkan diri dari dunia perkuliahan. Gegara ilmu Filsafat yang saya pelajari di dunia akademik, saya pun dibutakan oleh angkara logika.

Logika saya waktu itu adalah tanpa menyelesaikan dunia perkuliahan pun, saya masih bisa bekerja. Melalui dunia pekerjaan, saya akan mendapatkan penghasilan. Penghasilan yang saya peroleh akan memberikan kebahagiaan.

Kebahagiaan di dalam dunia pekerjaan, tidak serta merta memberikan kenyamanan absolut. Absolutisme kebahagiaan ternyata membutuhkan tanggung jawab besar. Pilihan untuk mengundurkan diri dari dunia perkuliahan, memantik adrenalin saya untuk berani bertanggung jawab.

Berani memulai, berani mengakhiri adalah nadi dari semangat saya. Tapi, seiring dengan perjumpaan di dalam dunia pekerjaan, saya banyak belajar hal baru. Salah satu insight yang saya dapatkan dari rekan kerja adalah semangat untuk meng-upgrade pendidikan.

Upgrade pendidikan adalah hal mutlak di dalam dunia pekerjaan. Tatkala saya melihat lowongan kerja di manapun, kualifikasi yang dibutuhkan  adaalah minimal S1.

Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan memang tak mudah. Tapi, berbekal pendidikan yang memadai, kita akan menggenggam masa depan di telapak tangan.

Menarik salah satu tendensi yang saya temukan di dalam keseharian mahasiswa. Di mana, sewaktu masih kuliah, pingin cepat wisuda ataupun keluar. Tujuannya adalah bekerja. Lalu membahagiakan orangtua dengan penghasilan yang kita dapatkan di dunia kerja.

Sementara, para pekerja pingin kuliah lagi. Rupanya logika kita selalu bertolak belakang dengan realita. Terutama saya yang mengalami perasaan demikian. Saya pun tidak tahu, apakah anda pernah mengalaminya atau tidak?

Yang pasti, di panggung inilah saya penguasa absolut. So, saya bebas menulis. Menulis sesuai apa yang saya alami. Memang tak mudah, menulis kelemahan di dalam ruang publik. Tapi, lebih baik menulis kelemahan dengan jujur. Karena tidak semua orang menulis jujur dengan dirinya sendiri.

Lihat Diary Selengkapnya

BERANI BERBUAT BERANI BERTANGGUNG

JATUH dan GAGAL, ditambah TAKUT merasuk hati-akal-sanubari, fatal bagi pria mana pur. Terlebih nama baik penentu kelangsungan kerja dan panggilan khusus IWAN K. KOSASIH. TAKUT adalah panah api ampuh musuh melesat menembusi pikiran dan kalbu, bahkan jiwa Anda dan siapa pun yang tak siaga berjaga dengan perisai iman.

Kala TAKUT mempertuan, memperdaya diri BERANI berbuat apa pun demi TAKUT, dusta menutupi dusta menjadi pemenjaraan diri, dari pengecut hingga pembunuh pun jadi. Bisakah TAKUT menjadi BERANI BERBUAT BERANI BERTANGGUNG JAWAB”? Siapa pembebasnya? Adakah pengharapan, pengampunan, kepercayaan dan kesempatan baginya? Ikuti cerita demi cerita pilihan yang segar-menarik-jujur dari awal hingga akhir buku biografi ini.

Ditulis oleh Iwan Kristanto Kosasih

Mengharapkan sesuatu, apa pun itu, sangatlah mudah. Tidak susah-susah amat. Sebab, baru sebatas harapan. Ya, dalam konteks ini masih sebatas hayalan atau impian. Belum ada tindakan untuk mewujudkannya.

Semua orang berhak untuk menginginkan ini dan itu, tanpa ada pengecualian. Juga, bermimpi untuk mendapatkan yang terbaik adalah hak masing-masing individu. Tidak ada yang melarangnya. Namanya mimpi. Semuanya boleh-boleh saja. Bahkan, mimpi yang mustahil untuk diwujudkan pun sah-sah saja. Sebab, sekali lagi, mimpi itu hak masing-masing pribadi dan tentunya juga tidak dibayar (baca: gratis).

Ingin menjadi pejabat negara, silakan. Ingin menjadi pengusaha sukses, silakan, tidak ada yang melarangnya. Bermimpi untuk menjadi pendakwah, bagus. Bermimpi untuk menjadi seorang penulis, sangat bagus dan keren. Hematnya, silakan bermimpi sebanyak-banyaknya, apa pun itu.

Namun, tidak cukup sampai di situ (baca: hanya bermimpi). Ya, seseorang bila betul-betul mau dan ingin menjadi apa pun itu, misalnya seperti yang disebutkan di atas, maka wujudkan mimpi tersebut mulai dari sekarang juga. Tanpa menunggu besok, lusa, dan seterusnya. Tanpa harus menunda-tunda.

Mewujudkan suatu impian adalah sesuatu yang mutlak dan harus dilakukan bagi siapa pun, bila ingin impiannya tersebut terwujud. Ini penting sekali, agar tak hanya mimpi semata. Namun, bisa dipertanggungjawabkan dan/atau mampu diwujudkan.

Misalnya, ingin menjadi seorang penulis buku. Impian semacam ini sangat mudah diwujudkan, manakala seseorang mau mulai belajar menulis dari sekarang juga. Tidak ada cara lain, menurut saya, melainkan hanya menulis, menulis, dan menulis. Sebab, mustahil seseorang bisa menghasilkan sebuah tulisan apalagi sebuah buku solo tanpa ia menulisnya. Dengan seringnya seseorang berlatih menulis tiap harinya, maka impian seperti yang dimaksud pasti akan terwujud. Percayalah.

Jadi, tidak sekadar bermimpi. Namun, harus dibarengi atau disertai dengan tindakan nyata untuk mewujudkannya. Anda berani bermimpi, maka Anda juga harus berani mewujudkannya. Selamat bermimpi, juga selamat mewujudkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Humaniora Selengkapnya